Share This Post :
Facebook
Twitter
WhatsApp

Daftar Isi

Photo credit: Freepik

Bisnis franchise kini sedang ramai diperbincangkan, terutama setelah fenomena Mixue yang kerap mengisi ruko-ruko kosong. Ya, bisnis Mixue memang menjadi salah satu franchise business yang sukses belakangan ini selain Indomaret dan Alfamart.

Dari fenomena tersebut, kemudian dikenal istilah franchise fee dan royalty free. Apa itu? Nah, sebelum Anda benar-benar terjun ke dunia bisnis, khususnya franchise business, ketahui dulu perbedaan franchise fee dan royalty fee serta cara hitungnya!

Mengenal Franchise Fee dan Royalty Fee

Sebelum membuka usaha franchise, biasanya seorang franchisee (pembeli franchise) harus membayar biaya ke franchisor (pemilik franchise). Biaya ini disebut dengan franchise fee, yaitu hak pakai merek dalam periode waktu tertentu. Besaran biayanya juga umumnya ditentukan berdasarkan kesuksesan bisnis tersebut. Maka, franchise fee hanya dibayarkan satu kali saja di awal masa perjanjian atau bisa disebut sebagai one time fee.

Sementara itu, royalty fee adalah biaya yang harus dibayarkan franchisee terhadap franchisor sesuai pendapatan bisnis yang memakai hak mereknya. Sehingga, jika dibandingkan dengan franchise fee, biaya royalty fee lebih dinamis karena menyesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh.

Pembayaran biaya royalty fee biasanya dilakukan setiap bulan sesuai tanggal yang telah disepakati bersama. Selain hanya untuk menambah keuntungan franchisor, royalty fee juga bisa dimanfaatkan lebih lanjut sebagai biaya audit maupun evaluasi, pelatihan untuk bisnis baru, sampai biaya pengembangan bisnis.

Apakah Royalty Fee Meningkat Seiring Bertambahnya Pendapatan?

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa franchise fee adalah biaya yang harus dikeluarkan franchisee sebelum memulai usaha yang menggunakan merek dari franchisor. Sedangkan, royalty fee adalah semacam bagi hasil yang harus dilakukan secara rutin per bulan berdasarkan pendapatan yang diperoleh franchisee. Dari situ, tidak heran bila biaya royalty fee biasanya lebih naik turun karena didasarkan pada penghasilan per bulan sebuah bisnis franchise

Alasan lain mengapa franchisee harus membayar royalty fee ke franchisor adalah karena ada HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) untuk merek, hak cipta, hak paten, desain industri, rahasia dagang, varietas tanaman unggul, dan desain sirkuit terpadu. Sehingga, franchisee yang tidak hanya membeli merek, melainkan juga hak paten, harus membayar royalty fee kepada franchisor. Lagi pula, seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, royalty fee kerap kali juga dipakai franchisor untuk mengembangkan bisnis agar makin maju secara bersama-sama.

3 Cara Menentukan Franchise Fee dan Royalty Fee

Menentukan biaya franchise dan royalty tidak bisa sembarangan. Supaya lebih mudah dalam menetapkannya, mari lihat tiga pendekatannya di bawah ini!

1. Customer oriented

Menentukan franchise fee dan royalty fee bisa dilakukan dengan pendekatan customer oriented. Artinya, pendekatan ini mewajibkan para pemilik bisnis (franchisor) untuk melakukan riset di wilayah sekitar guna mengetahui karakteristik masyarakat berikut daya belinya. Misalnya, daya beli di kota besar tentunya lebih tinggi dibandingkan dengan di kota kecil.

2. Market oriented

Selain mempertimbangkan daya beli di sebuah daerah, melihat persaingan pasar—khususnya yang beroperasi di bidang serupa—juga perlu dilakukan. Hal ini disebut dengan market oriented. Contohnya, penetapan franchise fee dan royalty fee bisa ditentukan berdasarkan harga yang ditetapkan kompetitor. Jika antar-kompetitor punya besaran yang berbeda, ambil rata-ratanya.

3. Cost oriented

Pendekatan terakhir didasarkan pada biaya total yang diperlukan franchisor untuk menjalankan maupun mengembangkan bisnisnya, atau disebut sebagai cost oriented. Karena mengacu pada franchisor itu sendiri, maka kebijakan dan biayanya tentu berbeda-beda antara satu bisnis franchise dengan lainnya.

Meskipun menjalankan bisnis franchise yang berinduk pada franchisor, Anda tetap perlu membuat laporan keuangan. Tujuannya antara lain juga supaya bisnis bisa lebih berkembang karena punya bahan evaluasi untuk setiap bulan atau periode.

Tak perlu khawatir, kini membuat laporan keuangan bisa dilakukan dengan mudah. Anda bisa gunakan jasa layanan keuangan dari FinFloo untuk pembuatan laporan keuangan ini. Selain efektif, FinFloo juga sangat solutif untuk bisnis franchise yang belum mempunyai tim khusus di bidang finance dan ingin mendapatkan rincian biaya franchise fee dan royalty fee per bulannya. Informasi lebih lengkap mengenai FinFloo dan layanan yang tersedia, silakan klik di sini!

Kelola Laporan Keuangan & Perpajakan Mudah

Konsultasi Gratis, Sekarang!

FinFloo menyediakan layanan perpajakan yang akan membantu Anda dalam proses pelaporan pajak, sehingga Anda dapat fokus pada mengembangkan bisnis Anda.