Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2023 telah mengenalkan Tarif Efektif Rata-rata (TER) untuk PPh Pasal 21, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2024. Berikut adalah rangkuman dari aspek-aspek utama dari sistem ini:
Perubahan Skema Penghitungan
- Tarif Efektif Bulanan: Pajak dihitung berdasarkan tarif efektif yang diterapkan pada penghasilan bruto bulanan karyawan dari Januari hingga November. Di bulan Desember, tarif progresif lama digunakan untuk menghitung pajak di bulan terakhir atau saat karyawan berhenti bekerja.
- Penggabungan Penghasilan: Seluruh penghasilan karyawan (gaji, tunjangan, natura, dan kenikmatan) digabungkan dalam satu masa pajak bulanan untuk memudahkan perhitungan.
Perubahan Detail Khusus
- Pemotongan Atas Natura dan Kenikmatan: PPh 21 kini juga dipotong atas natura dan kenikmatan yang diterima oleh pegawai.
- Pengurangan Zakat/Sumbangan Keagamaan: Pembayaran zakat atau sumbangan keagamaan melalui pemberi kerja kini dapat dikurangi dari penghasilan bruto.
- Perluasan Lingkup Penghitungan: Lingkup penghitungan pajak diperluas untuk termasuk peserta program pensiun yang menarik dana pensiun.
Tujuan dan Manfaat
Skema TAR Efektif dirancang untuk menyederhanakan penghitungan pajak, mengurangi beban administratif, dan membuat proses pemotongan pajak lebih transparan dan mudah dipahami. Ini juga bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian pajak sepanjang tahun dan memberikan kestabilan dalam pemotongan pajak bulanan.
Implementasi
Penerapan tarif efektif ini membutuhkan pemberi kerja untuk melakukan penyesuaian dalam sistem penggajian mereka untuk mengakomodasi perubahan dalam perhitungan pajak. Karyawan dan pemberi kerja disarankan untuk menggunakan kalkulator pajak online yang tersedia untuk memperkirakan pajak yang terutang dengan lebih akurat.
PPh Pasal 21 TER 2024 ini mencerminkan upaya pemerintah dalam menyederhanakan dan memodernisasi sistem pajak, yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pajak dan mempermudah proses administrasi pajak bagi semua pihak yang terlibat (Mekari Klikpajak) (Mekari Talenta).
Contoh Perhitungan
Contoh perhitungan PPh Pasal 21 menggunakan tarif efektif rata-rata (TER) untuk tahun 2024, berdasarkan skema baru yang telah diperkenalkan. Berikut adalah contoh perhitungan untuk seorang karyawan dengan status kawin dan memiliki 1 tanggungan:
Data Karyawan:
Status: Kawin dengan 1 tanggungan
Gaji Bulanan: Rp 12.000.000
Tunjangan: Rp 5.000.000
Premi JKT & JKK: Rp 120.000
Perhitungan Bulanan:
Penghasilan Bruto: Rp 12.000.000 (gaji) + Rp 5.000.000 (tunjangan) + Rp 120.000 (premi JKT & JKK) = Rp 17.120.000
Tarif PPh Pasal 21 TER Bulanan: 7%
PPh Pasal 21: 7% dari Rp 17.120.000 = Rp 1.198.400
Contoh Lain untuk Bulan dengan Bonus atau THR:
Jika di bulan tertentu ada bonus atau THR, total penghasilan bruto bulanan akan meningkat, dan tarif PPh Pasal 21 yang diterapkan bisa berbeda, tergantung pada total penghasilan tersebut.
Misalnya, jika di bulan Juni terdapat bonus sebesar Rp 20.000.000:
Penghasilan Bruto Juni: Rp 17.120.000 (gaji, tunjangan, dan premi rutin) + Rp 20.000.000 (bonus) = Rp 37.120.000
Tarif PPh Pasal 21 TER untuk Bulan tersebut: 15% (misalnya, berdasarkan tarif progresif yang berlaku)
PPh Pasal 21 Juni: 15% dari Rp 37.120.000 = Rp 5.568.000
Ini adalah ilustrasi sederhana yang menunjukkan bagaimana PPh Pasal 21 dihitung dengan mempergunakan tarif efektif berdasarkan total penghasilan bulanan. Skema TER ini memudahkan pemahaman dan penghitungan pajak yang harus dibayarkan setiap bulan (InCorp Indonesia).
Untuk informasi lebih lanjut tentang PPh Pasal 21 TER dan bantuan pajak lainnya, Anda dapat mengunjungi website Finfloo. Finfloo menyediakan jasa dan layanan yang dapat membantu dalam penghitungan dan pemahaman lebih mendalam tentang peraturan pajak terbaru. Kunjungi Finfloo di sini untuk lebih banyak detail dan bantuan profesional.
